Selasa, 28 September 2010

Hanung Bramantyo Apresiasi Alex Noerdin


 
ALEX.JPG
SRIPO/ZAINI
PENGHARGAAN --- Sutradara Hanung Bramantyo (kiri) memberikan penghargaan kepada Gubernur Sumsel H Alex Noerdin pada acara diskusi perfilman di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Minggu (26/9). Alex Noerdin mendapat penghargaan atas partisipasinya dalam rangkaian acara sosialisasi film Sang Pencerah.
Sriwijaya Post - Minggu, 26 September 2010 23:11 WIB
SUTRADARA film Sang Pencerah Hanung Bramantyo memberikan
apresiasi kepada Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH yang telah
mengajak warga Muhammadiyah dan masyarakat Sumsel lainnya untuk
Nonton Bareng (Nobar) film garapannya dengan biaya produksi Rp 15
miliar. Sebagai bentuk terima kasih dan rasa bangga, Hanung
memberikan penghargaan berupa plakat kepada Alex Noerdin, Minggu
(26/9) di Hotel Swarna Dwipa.

Ternyata, Hanung datang ke Palembang tidak sendirian, ia datang
bersama tokoh senior perfilman Indonesia, Slamet Raharjo dan
Lukman Sardi sebagai pemeran KH Ahmad Dahlan muda dalam film.
"Sungguh, ini suatu yang luar biasa. Dimana ada gubernur yang
mengajak warganya untuk nonton bareng dan menyaksikan kisah Sang
Pencerah. Jujur, penghargaan Pak Gubernur ini merupakan
kebahagian yang luar biasa dibandingkan kebahagiaan saya meraih
Piala Citra," ungkap Hanung dengan mata berkaca-kaca.

Bagi Hanung, ia mengangkat kisah KH Ahmad Dahlan saat masih muda
dalam layar lebar, tidak ada kaitannya dengan Muhammadiyah. Yang
terpikirkan waktu itu, dimana Ahmad Dahlan di usia 15 tahun, ia
terpikir untuk mengubah kampungnya (kauman).

"Tidak terlintas di benak Ahmad Dahlan untuk mengubah Indonesia,
karena memang waktu itu tidak ada Indonesia. Ia berpikir simple,
ia ingin mengubah kampungnya. Ternyata, dari pemikiran yang kecil
ini, pikiran Ahmad Dahlan saat ini menasional dan mendunia,"
paparnya.

Dengan target 2,5 juta penonton, Hanung mengungkapkan,
perjuangannya mendapatkan sponsor untuk pembuatan film Sang
Pencerah ini sedikit terseok-seok karena film ini tidak begitu
menjual karena memang sosok Ahmad Dahlan muda tidak banyak yang
mengetahui. Barulah ketika ia bertemu dengan Ram Punjambi, film
ini diproduksi dan mendapat apresiasi dari masyarakat.

"Terima kasih Pak Gubernur. Saya terinspirasi untuk mendalami
peristiwa pertempuran lima hari lima malam di Palembang dan
berupaya untuk menjadikan sebuah film. Saya yakin, saat itu
pejuang tidak berpikir untuk Indonesia, tetapi mereka berjuang
dan membela tanah kelahiran dan kehormatannya," kata Hanung.
Suami Zaskia Mecca itu mengaku nekat membuat Sang Pencerah meski
tidak didukung situasi yang kondusif industri film Tanah Air.
Dengan kenekatannya tersebut, Hanung pun sadar konsekuensi yang
akan didapatnya.

"Tidak detail, banyak yang tidak mencerminkan tahun 1800, banyak
properti yang lewat, banyak data yang meleset, itu saya akui,"
jelasnya.

Namun Sang Pencerah bukanlah pencapaian terakhir Hanung. Malah
film tentang KH Ahmad Dahlan itu menjadi sebuah awal trend film
sejarah.

Alex Noerdin sendiri saat bertemu ketiga tokoh film Sang Pencerah
ini mengatakan, arah perjuangan KH Ahmad Dahlan dan tokoh Islam
lainnya di Indonesia sejalan dengan konsep dan gagasan pembanguan
yang dikembangkan Pemprov Sumsel, dimana sektor kesehatan dan
pendidikan menjadi utama.

"Insyaallah, ke depan akan banyak lagi warga Sumsel berperan di
pentas Nasional," kata Alex Noerdin, yang mengaku kagum dengan
sosok KH Ahmad Dahlan.
M Husein

Tidak ada komentar:

Posting Komentar