Rabu, 06 Oktober 2010

Observatorium Kepler menemukan sistem planet mirip tata surya yang diberi nama, Kepler 9.

Observatorium Kepler menemukan sistem planet mirip tata surya yang diberi nama, Kepler 9.
 Badan antariksa Amerika Serikat (NASA)  mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler,  Kamis 26 Agustus 2010. Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah  dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang -- seperti planet  dalam tata surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem  Kepler 9.
Pengamatan dari observatorium Kepler  mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang  -- dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.
Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.

Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.
Sampai saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet  yang potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan.  Namun, analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali  Bumi.
Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.
"Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya," kata William Borucki, peneliti utama Keppler di
Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.
Untuk  kali pertamanya,  analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan  waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa  planet-planet alien itu.
Dua planet terbesar dalam sistem ini  yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c  -- ditemukan memiliki diameter  yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.
Namun,  dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari,  seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat  tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet Kepler  adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya,  astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya'  yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi.
 Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.
Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.
Sampai  saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang  potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun,  analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.
Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.
"Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya," kata William Borucki, peneliti utama Keppler di
Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.
Untuk  kali pertamanya,  analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan  waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa  planet-planet alien itu.
Dua planet terbesar dalam sistem ini  yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c  -- ditemukan memiliki diameter  yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.
Namun,  dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari,  seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat  tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.
Planet Kepler  adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya,  astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya'  yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi. 

Kembaran Bumi?

Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Kepler.
Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi 'planet terkecil' yang dikenal.
"Kami  bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil,  tapi kami belum mengetahui massanya," kata Matthew Holman, staf direktur  divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang  mengkonfirmasi temuan Kepper.
Keppler mengungkapkan, planet  ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital  sekitar 1,6 hari di Bumi -- lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c.
Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat 'Kembaran Bumi' mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.
"Salah  satu pesan dari pekerjaan ini adalah bahwa Kepler membuat kemajuan  menuju tujuan untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya  kita."
Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan.
"Planet-planet  ini seperti tidak layak huni," kata Holman. Diperkirakan temperatur dua  planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat  Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).
"Temperatur itu jauh di atas titik didih air, maka diduga kuat itu bukan planet berpenghuni. 
 
Inilah sebagian luas alam semesta kita
Saturday, August 28, 2010 23:15
Hallo temen-teman... lama sekali nih nggak posting sesuatu.... Kali ini kita coba hitung kira-kira seberapa luas alam semesta kita yuk....

Untuk mengukur luas langit para ahli astronomi menggunakan satuan   cahaya. Kecepatan cahaya dalam 1 detik adalah 300.000 km. Jarak dari   bumi ke bulan 450.000 km ditempuh cahaya dalam waktu 1,5 detik. Jarak   dari bumi ke matahari 149.juta km di tempuh cahaya dalam waktu 8 menit.   Perhitungan kecepatan cahaya yang digunakan untuk mengukur luas langit   atau alam semesta kita ini adalah seperti pada gambar dibawah ini.

                        

Konon menurut para ahli astronomi jarak bintang terjauh yang dapat   dilihat dengan peneropong bintang Huble dewasa ini adalah 14 milyar   tahun cahaya. Sulit bagi kita untuk membayangkannya. Cahaya yang   memiliki kecepatan 300.000 km /detik jika dipancarkan dari bumi ini   diperkirakan baru sampai ketepian alam semesta setelah 14 milyar tahun.
Ilmu  astronomi menggambarkan struktur bintang dilangit sebagai berikut.   Matahari adalah bintang terdekat kepada kita. Matahari dikelilingi oleh 8   buah planet yang berkeliling disekitar matahari. 8 planet berikut    asteroid dan komet yang beredar disekitar matahari termasuk dalam    keluarga matahari. Keluarga matahari bersama 200 milyar bintang lainnya   yang setara atau bahkan lebih besar dari matahari berkumpul dalam suatu   keluarga yang disebut Galaksi. Matahari kita ini berada dalam salah  satu  dari lengan Galaksi Bima sakti (Milkyway). Galaksi Bima sakti  dengan  beberapa Galaksi lain diantaranya Adromeda membentuk sebuah  kelompok  Galaksi yang disebut Cluster. Ribuan cluster ini akan  membentuk satu  kelompok yang disebut super cluster. Super cluster yang  berisi ribuan  cluster ini bertebaran di alam semesta membentuk jagat  raya yang maha  luas. Wow... Luas sekali kan teman-teman...

Demikianlah struktur alam semesta  menurut ilmu  astronomi, sungguh penciptaan manusia tidak ada artinya  jika  dibandingkan dengan penciptaan alam semesta seluruhnya. Bumi kita  jika  dibandingkan dengan bintang yang ada di alam semesta hanya  bagaikan  sebutir debu di padang pasir yang luas. Apalah artinya kita  seorang  manusia yang berdiam dipermukaan bumi jika dibandingkan dengan  alam  semesta yang luas ini.


 Ini adalah foto sekumpulan Galaksi yang berjarak milyaran tahun cahaya   dari bumi Diambil dari satelit Huble
yang mengorbit  dalam jarak antara   40 s/d 50 km diatas bumi   Banyak diantara Galaksi tersebut yang   berbentuk spiral. Menurut para ahli astronomi pada  Galaksi yang   berbentuk spiral itu terdapat kurang lebih 200 milyar bintang yang   setara bahkan lebih besar dari matahari kita ini.

Gambar diatas  adalah foto Galaksi Adromeda tetangga dekat dari Galaksi   Bimasakti (Milkyway) tempat matahari dan bumi kita ini berada.

Matahari dan bumi kita berada pada salah satu lengan dari Galaksi   Bimasakti yang berbentuk spiral seperti diatas (tanda panah ). Matahari   beredar mengelilingi pusat  Galaksi Bimasakti untuk satu kali putaran   memerlukan waktu kurang lebih 200 juta tahun. Didalam Galaksi Bimasakti   ini terdapat kurang lebih 200 milyar bintang yang setara bahkan lebih   besar dari matahari.

Ini adalah gambar satelit Huble yang mengorbit diatas bumi pada   ketinggian  sekitar 40 s/d 50 km membawa alat untuk meneropong bintang   dilangit. Dari satelit Huble ini manusia bisa mengamati Galaksi dan   bintang yang tersebar di seluruh alam jagat raya


Inilah gambaran alam semesta? : 

Inilah  kira kira gambaran alam semesta yang dapat diamati oleh manusia  saat  ini.Galaksi Bimasakti tempat kita menetap, berada dalam kelompok  Virgo  super cluster. Manusia yang berada dibumi ini merupakan sesuatu  yang  tidak berarti jika dibandingkan dengan alam semesta. Apakah yang   dibanggakan manusia hingga ia menjadi sombong dan enggan tunduk kepada   Allah yang menjadikan alam semesta ini ?? Hanya orang bodohlah yang    tidak mau tunduk pada Allah pemilik dan pencipta alam semesta ini .

Bumi  kita dibandingkan dengan jumlah bintang dilangit hanya bagaikan    sebutir debu yang sangat halus ditengah Gurun pasir Sahara. Jumlah   bintang dilangit yang setara dan lebih besar dari matahari sangat banyak   dan sulit dihitung dengan angka. Jika dihitung semua pasir yang ada di   seluruh pantai, gurun dan permukaan bumi ini, maka jumlah bintang   dilangit jauh lebih banyak dari itu.

dikutip  dari :  www.unic77.tk:
Bergerak melebihi kecepatan Cahaya
Saturday, August 28, 2010 23:16
Seorang manager HRD sedang menyaring  pelamar untuk satu lowongan di  kantornya. Setelah membaca seluruh  berkas lamaran yang masuk, dia  menemukan 4 orang calon yang cocok. Dia  memutuskan memanggil ke-4 orang  itu dan menanyakan satu pertanyaan saja.  Jawaban mereka akan menjadi  penentu apakah akan diterima atau tidak.
Waktu telah tiba dan ke-4 orang itu sudah duduk  rapi di ruangan interview.  Si Manager lalau mengajukan satu pertanyaan :  setahu Anda, apa yang bergerak  paling cepat?

 Kandidat I menjawab, “PIKIRAN... Dia muncul  begitu saja di dalam kepala,  tanpa peringatan, tanpa ancang-ancang.  Tiba-tiba saja dia sudah ada.  Pikiran adalah yang bergerak paling cepat  yang saya tahu”.

 “Jawaban  yang sangat bagus”, sahut si Manager. “Kalau menurut Anda?”,  tanyanya  ke kandidat II.

  “Hm….KEJAPAN MATA! Datangnya tidak bisa diperkirakan, dan tanpa kita   sadari mata kita sudah berkejap. Kejapan mata adalah yang bergerak   paling cepat kalau menurut saya”

 “Bagus sekali! Dan memang ada ungkapan ’sekejap mata’ untuk   menggambarkan betapa cepatnya sesuatu terjadi”. Si manager berpaling ke   kandidat III, yang kelihatan berpikir keras.

 “NYALA LAMPU adalah yang tercepat yang saya  ketahui”, jawabnya, “Saya  sering menyalakan saklar di dalam rumah dan  lampu yang di taman depan  langsung saat itu juga menyala”

 Si manager terkesan dengan jawaban kandidat  III. “Memang sulit  mengalahkan kecepatan cahaya”, pujinya.

Dilirik oleh sang manager, kandidat IV  menjawab, “Sudah jelas bahwa yang  paling cepat itu adalah MENCRET”

 “APA???!!!”, seru sang manager yang  terkaget-kaget dengan jawaban yang  tak terduga itu.

 “Oh saya bisa menjelaskannya”, kata si  kandidat. “Dua hari lalu saat  perut saya mendadak mules sekali.  Cepat-cepat saya berlari ke toilet.  Tapi sebelum saya sempat BERPIKIR,  MENGEJAPKAN MATA atau MENYALAKAN  LAMPU, saya sudah berak di celana”

Manager : ????????


Large Laughing Smiley Pictures, Images and PhotosLaughing - ROFLMAO-2 (Lg) Pictures, Images and Photos
Posted from : Unic77

Planet Pluto, Riwayatmu Kini
Saturday, August 28, 2010 23:18
 Teman-teman semua pasti sudah tahu kan, sebenarnya planet Pluto sekarang sudah tidak menjadi bagian dari planet di tata surya kita ini. Tapi apakah kalian juga tahu, mulai kapan keputusan tersebut diambil dan apa yang menjadi pertimbangannya? Nah jika teman-teman belum tahu, berikut ini penjelasannya.
Mulai 24 Agustus 2006 jangan pernah terpeleset mengucapkan Planet Pluto lagi. Karena sejak hari itu, Pluto sudah diputuskan tidak lagi berhak menyandang predikat sebagai planet.
Sidang Umum Himpunan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) Ke-26 di Praha, Republik Ceko, menghasilkan keputusan bersejarah dalam dunia astronomi dengan mengeluarkan Pluto dari daftar planet-planet di Tata Surya kita. Mulai sekarang, anggota Tata Surya hanya terdiri dari delapan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota Keluarga Planet Tata Surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya definisi baru tentang planet. Resolusi 5A Sidang Umum IAU Ke-26 berisi definisi baru itu.
 Dalam resolusi tersebut dinyatakan, sebuah benda langit bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat :

1. Mengorbit Matahari
2. Berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk
    bulat
3. Memiliki jalur orbit yang jelas dan "bersih" (tidak ada benda langit lain
    di orbit tersebut)

Definisi tersebut adalah definisi universal pertama tentang planet sejak istilah planet dikenal di kalangan astronom, bahkan sebelum era Nicolaus Copernicus yang tahun 1543 membuktikan Bumi adalah salah satu planet yang berputar mengelilingi Matahari. Dengan definisi baru tersebut, Pluto tidak berhak menyandang nama planet karena tidak memenuhi syarat yang ketiga. Orbit Pluto memotong orbit planet Neptunus sehingga dalam perjalanannya mengelilingi Matahari, Pluto kadang berada lebih dekat dengan Matahari dibandingkan Neptunus.

Menurut Direktur Observatorium Bosscha di Lembang, Jawa Barat, Dr Taufiq Hidayat, keputusan Sidang Umum IAU tersebut adalah puncak perdebatan ilmiah dalam astronomi yang sudah berlangsung sejak awal 1990-an lalu. Perdebatan tersebut dipicu berbagai penemuan baru yang menimbulkan keraguan apakah Pluto masih layak disebut planet atau tidak.

"Karakteristik Pluto memang berbeda dengan planet-planet lainnya. Bahkan komposisi kimianya lebih menyerupai komet daripada planet," ungkap astronom yang mendalami bidang ilmu-ilmu planet ini.Selain itu, perkembangan teknologi teleskop juga membawa pada penemuan berbagai benda langit yang masuk dalam kelompok Obyek Sabuk Kuiper (Kuiper Belt Object/KBO). Sabuk Kuiper sendiri adalah sebutan untuk wilayah di luar orbit planet Neptunus hingga jarak 50 Satuan Astronomi (SA/1 Satuan Astronomi = jarak rata-rata Matahari-Bumi, yakni sekitar 149,6 juta kilometer) dari Matahari.Beberapa KBO(kuiper Black Object) sangat menarik perhatian karena berukuran hampir sama atau bahkan lebih besar daripada Pluto (diameter 2.300 km) dan ada yang memiliki satelit atau "bulan".Beberapa obyek tersebut, antara lain, Quaoar (diameter 1.000 km-1.300 km), Sedna (1.180 km- 1.800 km), dan yang paling terkenal adalah obyek bernama 2003 UB313 yang ditemukan Michael Brown dari California Institute of Technology (Caltech) pada 2003 lalu.

 Obyek yang dijuluki Xena tersebut memiliki diameter 2.400 km, yang berarti lebih besar daripada Pluto. Xena sempat dihebohkan sebagai planet ke-10 Tata Surya.
Sejak saat itu, lanjut Taufiq, terjadi perbedaan pendapat di kalangan astronom. "Pilihannya adalah memasukkan Ceres, Charon, dan 2003 UB313 ke dalam keluarga planet sehingga jumlah planet menjadi 12, atau mengeluarkan Pluto. Akhirnya pilihan kedua yang disepakati," tutur mantan Ketua Jurusan Astronomi Institut Teknologi Bandung ini.
Kesepakatan itu sendiri bukannya datang dengan mudah. Taufiq mengatakan, pengambilan keputusan itu bahkan dicapai dengan cara pemungutan suara di antara para anggota IAU yang hadir setelah didahului perdebatan yang sangat sengit. Empat astronom senior dari Indonesia turut serta dalam Sidang Umum IAU tersebut, yakni Jorga Ibrahim, Iratius Radiman, Suryadi Siregar, dan Ny Permana Permadi.
Beberapa pihak memprediksi debat mengenai status Pluto tidak akan berakhir di sini. Alan Stern, ketua misi pesawat ruang angkasa NASA, New Horizon, yang diluncurkan ke Pluto, Januari lalu, mengaku merasa "malu" terhadap keputusan itu. Meski demikian, misi senilai 700 juta dollar AS dan baru akan tiba di Pluto pada 2015 itu tetap akan dilanjutkan. "Ini benar-benar sebuah definisi yang ceroboh."

Pencopotan Gelar
Wajar saja pencopotan gelar planet dari Pluto memicu reaksi yang emosional. Pluto selama ini memiliki tempat tersendiri di hati para astronom, baik yang profesional maupun amatir. Pluto sering dianggap "Si Bungsu dari Tata Surya" karena jaraknya yang terjauh dari Matahari dan ditemukan paling akhir dibandingkan delapan planet lainnya.


Orbit Pluto yang sangat lonjong dan tidak sejajar dengan bidang lintasan planet lainnya juga membuat planet ini unik. Pluto juga sempat dianggap sebagai jawaban dari misteri Planet X, sebuah planet hipotetis yang diduga ada di luar orbit Neptunus dan menyebabkan gangguan pada orbit planet Uranus dan Neptunus.

Meski ukuran Pluto kemudian terbukti terlalu kecil untuk menjadi Planet X, dugaan tersebut menjadi bagian dari legenda Pluto.


Sumber : Unic77.tk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar